Kajian Literatur Visual Branding

Pada kesempatan kali ini saya saya akan membuat kajian literatur dari beberapa jurnal atau buku yang membahas tentang visual branding atau personal branding.

berikut beberapa jurnal atau buku yang membahas tentang personal atau visual branding

A. Rampersad dalam bukunya yang berjudul "sukses membangun authentic personal branding" menyebutkan         bahwa indikator yang digunakan untuk mengukur personal branding seseorangan adalah : 

1) authenticity (keaslian)

2) integrity (integritas)

3) consistency (konsistensi)

4) specialization (spesialisasi)

5) authority (wibawa)

6) distinctiveness (kekhasan)

7) relevant (relevan)

8) visibility (visibilitas)

9) presistance (kegigihan)

10) Goodwill (kebaikan)

11) performance (kinerja)

B. Widya Nur Bhakti Pertiwi dalam jurnalnya yang berjudul "Membangun Personal Branding melalui YouTube" menyebutkan bahwa personal branding merupakan proses dimana manusia dipandang dan dinilai sebagai sebuah merek oleh target pasar. Personal branding juga merupakan seni menarik lebih banyak klien, dan dengan aktif membentuk persepsi publik.

C. Mohammad Insan Romadhan dalam jurnalnya yang berjudul "Tren's Personal Branding Youtuber Indonesia" dengan mengutip dari jurnal milik Aaker yang berjudul "Dimensions of Brand Personality" menyebutkan bahwa personal branding dasarnya adalah membangun suatu brand personal yang dimana brand tersebut dikatakan sebagai sebuah janji seorang penjual atau perusahaan untuk konsisten memberikan nilai, manfaat, fitur, dan kinerja tertentu kepada pembelinya, sehingga mereka yang menjanjikan tersebut dapat memberikan semua hal yang dijanjikan.

D. Elda Franzia dalam jurnalnya yang berjudul "Personal Branding Melalui Media Sosial" menyebutkan bawha personal  branding didasarkan  atas  nilai-nilai  kehidupan  dan  memiliki  relevansi  tinggi terhadap siapa sesungguhnya diri seseorang. Personal branding menjadi merek atau brand pribadi  seseorang,  yang  menempel  di  benak  orang  lain  pada  saat  berpikir  tentang  diri orang  tersebut,  dan  membuat  seseorang  unik  dan  berbeda  dengan  orang  lain.

E. Nur Kholisoh dan Dwi Esti Wahyuni dalam jurnalnya yang berjudul "Media Sosial Youtube sebagai Sarana Membentuk Citra Diri (Studi Kasus Personal Branding Laurentius Rando)" menyebutkan bahwa membangun personal brand membutuhkan proses yang panjang dan tidak mudah karena sebuah kepercayaan tidak datang dengan begitu saja, melainkan harus dipupuk dan dijaga. Membangun personal brand tentunya diperlukan identitas yang ingin dilihat orang lain, tanggungjawab apa yang dijalankan untuk memenuhi harapan yang timbul dari orang lain, serta menjalin hubungan baik dengan semua orang. Keunikan akan membuat kita lebih menonjol di antara ribuan orang lainnya. Tetapi lebih dari itu, dengan menjadi pribadi unik, kita akan selalu diingat, baik di tempat kerja maupun di lingkungan sosial. Hal ini adalah salah satu kelebihan yang sangat berguna bagi kita, contohnya dengan memperluas bakat, minat, kemampuan, pengetahuan dan keahlian akan lebih baik jika ditunjang dengan keahlian dalam bidang lainnya, sehingga seseorang semakin terlihat “bersinar”.

dapat disimpulkan dari kelima literatur diatas bahwa dalam membentuk sebuah personal branding perlu melalui beberapa proses yang cukup pajang dan rumit yang dimana seseorang perlu untuk mendapatkan ciri khasnya tersendiri dan memiliki personal branding sangatlah penting khususnya di dunia entertain karena akan menjadi nilai tambahan untuk menarik perhatian audiens.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semiotika Pada Pengalaman Pribadi

Review Jurnal